Fakta yang sesungguhnya dari kehidupan Rasulullah SAW menegaskan bahwa tidak ada riwayat yang menyebutkan beliau pada tiap ulang tahun kelahirannya melakukan
ritual tertentu. Bahkan para shahabat beliau pun tidak pernah kita
baca dalam sejarah pernah mengadakan ihtifal secara khusus setiap tahun untuk mewujudkan kegembiraan karena memperingati kelahiran Nabi SAW.
Karena itulah, barangkali, Nabi kita, Rasulullah Muhammad Saw tidak
menjadikan hari kelahirannya sebagai hari yang istimewa, atau
sebagai hari yang setiap tahunnya harus diperingati. Keluarga
beliau, baik pada masa Jahiliah maupun pada masa Islam, juga tidak
pernah memperingatinya, padahal beliau adalah orang yang sangat
dicintai oleh keluarganya. Mengapa? Sebab, dalam tradisi masyarakat
Arab, baik pada zaman Jahiliah maupun zaman Islam, peringatan atas
hari kelahiran seseorang tidak pernah dikenal.
Berbagai jawaban atau alasan dari mereka yang memperingati Maulid
Nabi Muhammad Saw biasanya bermuara pada kesimpulan, bahwa Muhammad
Saw memang manusia biasa, tetapi beliau adalah manusia teragung,
karena beliau adalah nabi dan rasul yang telah diberi wahyu; beliau
adalah pembawa risalah sekaligus penebar rahmat bagi seluruh alam.
Karena itu, kelahirannya sangat layak diperingati. Peringatan Maulid
Nabi Muhammad Saw sendiri tidak lain merupakan sebuah sikap
pengagungan dan penghormatan (ta'zhîman wa takrîman) terhadap beliau
dalam kapasitasnya sebagai nabi dan rasul; sebagai pembawa risalah
sekaligus penebar rahmat bagi seluruh alam.
Walhasil, Peringatan Maulid Nabi Saw sejatinya dijadikan momentum
bagi kaum Muslim untuk terus berusaha melahirkan kembali masyarakat
baru, yakni masyarakat Islam, sebagaimana yang pernah dibidani
kelahirannya oleh Rasulullah Saw di Madinah. Sebab, siapapun tahu,
masyarakat sekarang tidak ada bedanya dengan masyarakat Arab pra-
Islam, yakni sama-sama Jahiliah. Sebagaimana masa Jahiliah dulu,
saat ini pun aturan-aturan Islam tidak diterapkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar